BANJIR, longsor dan angin topan tak henti-hentinya menghantam beberapa tempat di Indonesia. Belum lagi gempa yang hingga kini korbannya belum tertangani dengan baik seperti di Sumatera Barat dan Jawa Barat.
Setelah ini entah apa lagi bencana yang akan datang dan seberapa lagi korban berjatuhan.
Sedikit demi sedikit keberkahan hidup di Indonesia ini dicabut oleh Allah SWT. Gaya hidup penuh dusta, bohong yang sudah biasa, kepalsuan yang selalu dijejalkan, penipuan serta berbagai penyimpangan perilaku.
Sogok dan suap sudah menjadi tradisi di berbagai sektor kehidupan.
Dari kalangan bawah hingga atas, sudah biasa mempraktikkan sogok dan suap. Alasannya, agar semua lancar. Belum lagi para penegak hukum, bisa jadi hanya sekian persen saja yang tak pernah menelan uang suap dan sogok. Rakyatpun mulai apatis.
Sepertinya tidak ada setitikpun harapan yang dapat diharapkan bagi masa depan Indonesia. Seakan semua manusia bergerak ke arah perbuatan yang nista itu.
Belum usai kasus Bank Century, seka-rang banyak orang membicarakan Gayus Tambunan. Pegawai golongan III A Dirjen Pajak, menjadi seorang miliarder. Ke-kayaannya sangat fantastis, mencapai Rp25 miliar.
Sebuah rekaanpun muncul. Bila pegawai pajak jumlahnya 32.000, seandainya yang bermental seperti Gayus Tambunan 10 persen saja, maka 3.200 dikalikan Rp25 miliar, hasilnya sudah Rp80 triliun. Seandainya yang bermental seperti Gayus Tambunan itu, misalnya 90 persen, maka 28.000 dikalikan Rp25 miliar, maka hasilnya mencapai Rp720 triliun. Sungguh luar biasa.
Inilah kisah negeri yang dihuni para penjahat, koruptor, tukang tipu, tukang sogok dan suap, para maling uang negara, dan semuanya tak ada yang merasa malu sedikitpun.
Para koruptor dan maling uang negara, serta tukang sogok, ketika di pengadilan tak ada rasa penyesalan. Wajah mereka tetap ceria, dan selalu menebar senyum. Dia masih menganggap senyum itu ibadah.
Negeri ini benar-benar aneh. Negeri yang para birokrat dan pejabat serta penguasanya sangat aneh dan ajaib. Mereka mempunyai prinsip, watak orang Indonesia itu suka pelupa. Kalau mereka korup, maling uang negara, menerima sogok dan suap, lantas kasusnya dibawa ke pengadilan, prinsipnya pasti rakyat akan lupa. Nauzubillahi min dzalik.***
1 Comment:
http://gm-ikjm.blogspot.com/2010/04/negeri-banyak-masalah.html
Posting Komentar